Belajar Menghargai Profesi dari Sosok Abraham Lincoln
Senin, 04 Juni 2012
0
komentar
Suatu waktu, Abraham Lincoln baru saja terpilih sebagai presiden Amerika. Di hari pertama Lincoln menjadi presiden, ia dijadwalkan untuk mengadakan pidato di depan para senat. Baru saja Lincoln akan berdiri menuju podium, salah seorang anggota yang merupakan seorang bangsawan terkemuka bangkit dan berkata “Saudara Lincoln, meskipun engkau berhasil menjadi presiden, jangan lupa kalau anda biasa datang bersama ayah anda ke rumah saya, untuk membuat dan memperbaiki sepatu untuk sanak keluarga kami. Dan di depan anda sekarang ini banyak senator yang memakai sepatu buatan ayah anda”.
Jelas sekali bahwa si Bangsawan bermaksud untuk mempermalukan Lincoln di depan para senat. Dan memang sesaat setelah si bangsawan tersebut mengucapkan kalimat celaan tersebut, beberapa bangsawan terdengar mengeluarkan suara tawa keras, beberapa terlihat tersenyum sinis.
Dan datanglah momen ketika sang presiden kemudian mengeluarkan pernyataan bersejarah yang akan diingat oleh seluruh anggota senat yang hadir saat itu. Lincoln berkata “Saya sangat berterima kasih pada anda yang mengingatkan saya pada sosok ayah saya sesaat sebelum saya menyampaikan pernyataan saya di depan para anggota senat yang terhormat”
“Ayah saya merupakan pria yang luar biasa dan seorang pencipta yang yang sangat kreatif sehingga tidak ada seorang pun yang bisa membuat sepatu yang sedemikian indahnya seperti yang beliau ciptakan. Saya benar-benar menyadari bahwa sebaik apapun usaha saya, saya belum tentu bisa menjadi sosok presiden yang hebat sebagaimana ayah saya telah berhasil menjadi seorang pembuat sepatu yang hebat. Dan sekarang saya pun masih mencoba untuk menjadi presiden yang hebat dan akan saya buktikan jika saya pun akan belajar dari ayah saya, menghargai profesi, sehingga saya bisa menjadi presiden yang hebat.”
“Namun, saya ingatkan pada anda para bangsawan yang terhormat, bila sepatu yang ayah saya buat mulai kurang cocok saat anda pakai, maka perlu anda semua ketahui bahwa saya juga belajar sedikit seni memperbaiki sepatu dari beliau. Saya memang bukan seorang pembuat sepatu, namun setidaknya saya memiliki sedikit keterampilan untuk memperbaiki sepatu anda. Anda hanya perlu menginformasikan pada saya dan saya akan datang ke rumah anda”
Segera saja terjadi keheningan di ruang senat, senator tersebut segera menunduk dan memahami bahwa tidak mungkin ada kata-kata yang mampu mempermalukan dan merendahkan sosok Abraham Lincoln. Anda yang pernah mendengar dan membaca tentang siapa sebenarnya presiden Lincoln tentu mengetahui bahwa beliau adalah salah satu sosok presiden Amerika yang tersohor dan terinspiratif di negara adidaya tersebut.
Jelas sekali bahwa si Bangsawan bermaksud untuk mempermalukan Lincoln di depan para senat. Dan memang sesaat setelah si bangsawan tersebut mengucapkan kalimat celaan tersebut, beberapa bangsawan terdengar mengeluarkan suara tawa keras, beberapa terlihat tersenyum sinis.
Dan datanglah momen ketika sang presiden kemudian mengeluarkan pernyataan bersejarah yang akan diingat oleh seluruh anggota senat yang hadir saat itu. Lincoln berkata “Saya sangat berterima kasih pada anda yang mengingatkan saya pada sosok ayah saya sesaat sebelum saya menyampaikan pernyataan saya di depan para anggota senat yang terhormat”
“Ayah saya merupakan pria yang luar biasa dan seorang pencipta yang yang sangat kreatif sehingga tidak ada seorang pun yang bisa membuat sepatu yang sedemikian indahnya seperti yang beliau ciptakan. Saya benar-benar menyadari bahwa sebaik apapun usaha saya, saya belum tentu bisa menjadi sosok presiden yang hebat sebagaimana ayah saya telah berhasil menjadi seorang pembuat sepatu yang hebat. Dan sekarang saya pun masih mencoba untuk menjadi presiden yang hebat dan akan saya buktikan jika saya pun akan belajar dari ayah saya, menghargai profesi, sehingga saya bisa menjadi presiden yang hebat.”
“Namun, saya ingatkan pada anda para bangsawan yang terhormat, bila sepatu yang ayah saya buat mulai kurang cocok saat anda pakai, maka perlu anda semua ketahui bahwa saya juga belajar sedikit seni memperbaiki sepatu dari beliau. Saya memang bukan seorang pembuat sepatu, namun setidaknya saya memiliki sedikit keterampilan untuk memperbaiki sepatu anda. Anda hanya perlu menginformasikan pada saya dan saya akan datang ke rumah anda”
Segera saja terjadi keheningan di ruang senat, senator tersebut segera menunduk dan memahami bahwa tidak mungkin ada kata-kata yang mampu mempermalukan dan merendahkan sosok Abraham Lincoln. Anda yang pernah mendengar dan membaca tentang siapa sebenarnya presiden Lincoln tentu mengetahui bahwa beliau adalah salah satu sosok presiden Amerika yang tersohor dan terinspiratif di negara adidaya tersebut.
Namun dari pernyataan tentang kebanggaannya terhadap sosok ayahnya yang dianggap banyak anggota senat hanya sebagai “tukang sepatu”, kita bisa mengetahui bahwa keberhasilan yang dicapainya tidak lepas dari didikan seorang ayah yang luar biasa. Dan dari kisah ini kita bisa mengambil banyak pelajaran bermanfaat tentang bagaimana kita bersikap adil dalam menghargai terhadap diri kita sendiri apapun profesi, jabatan, dan pekerjaan yang kita miliki.
Beberapa hal yang perlu anda ingat saat ini anda sedang melakukan petualangan menjalani roda kehidupan antara lain :
1. Berhentilah menggunakan kata “hanya ” saat memperkenalkan diri anda pada orang lain
Ketika anda memperkenalkan diri anda dengan: saya hanya seorang… tukang sepatu! Sungguh anda telah berbuat tidak adil pada diri anda dan membatasi potensi besar yang ada dalam diri anda, karena anda tidak akan pernah tahu pencapaian yang akan anda raih di masa yang akan datang dengan profesi, jabatan, atau pekerjaan yang saat ini anda jalani.
2. Pancarkanlah sikap positif anda kepada orang-orang yang berarti bagi diri anda
Sikap positif sang ayah akan profesi dan pekerjaan yang dijalankannya amat menular pada Lincoln dan menjadi satu faktor yang menentukan keberhasilanya meraih posisi sebagai seorang presiden.
Seringkali rutinitas, kesulitan, dan pengalaman menyebalkan dan menyakitkan yang kadang kita peroleh dari profesi dan pekerjaan, melahirkan sikap negatif yang gawatnya secara tidak sadar kita tunjukan pada sosok-sosok tidak bersalah yang sebenarnya amat berarti bagi diri kita.
3. Asahlah diri anda menjadi seorang yang luar biasa
Seorang Abraham Lincoln mengagumi ayahnya yang merupakan sosok berprofesi sebagai tukang sepatu yang menunjukan profesionalisme dan memiliki keahlian yang sulit ditandingi oleh para pembuat sepatu lainnya.
Dalam kehidupan nyata kita sering melihat sosok dengan profesi dan pekerjaan yang sebenarnya kurang dianggap “prestise” namun berhasil meraih pencapaian yang tidak bisa disaingi oleh sosok dengan profesi dan pekerjaan yang umumnya dianggap terhormat .
Anda tentu akan sependapat bahwa seorang tukang cukur seperti Rudy Hadisuwarno (pengusaha dan ahli tata rambut kondang) dan tukang es teler seperti Sukyatno Nugroho (pendiri gerai Es Teler 77), berhasil meraih pencapaian dan penghasilan yang tidak tertandingi oleh mereka yang memiliki profesi prestise seperti dokter, manajer, atau bahkan anggota DPR sekalipun. Oleh karena itu apapun jabatan,profesi,pekerjaan anda, jalanilah dengan cara yang luar biasa agar anda bisa memperoleh pencapaian yang juga luar biasa.(an)
Beberapa hal yang perlu anda ingat saat ini anda sedang melakukan petualangan menjalani roda kehidupan antara lain :
1. Berhentilah menggunakan kata “hanya ” saat memperkenalkan diri anda pada orang lain
Ketika anda memperkenalkan diri anda dengan: saya hanya seorang… tukang sepatu! Sungguh anda telah berbuat tidak adil pada diri anda dan membatasi potensi besar yang ada dalam diri anda, karena anda tidak akan pernah tahu pencapaian yang akan anda raih di masa yang akan datang dengan profesi, jabatan, atau pekerjaan yang saat ini anda jalani.
2. Pancarkanlah sikap positif anda kepada orang-orang yang berarti bagi diri anda
Sikap positif sang ayah akan profesi dan pekerjaan yang dijalankannya amat menular pada Lincoln dan menjadi satu faktor yang menentukan keberhasilanya meraih posisi sebagai seorang presiden.
Seringkali rutinitas, kesulitan, dan pengalaman menyebalkan dan menyakitkan yang kadang kita peroleh dari profesi dan pekerjaan, melahirkan sikap negatif yang gawatnya secara tidak sadar kita tunjukan pada sosok-sosok tidak bersalah yang sebenarnya amat berarti bagi diri kita.
3. Asahlah diri anda menjadi seorang yang luar biasa
Seorang Abraham Lincoln mengagumi ayahnya yang merupakan sosok berprofesi sebagai tukang sepatu yang menunjukan profesionalisme dan memiliki keahlian yang sulit ditandingi oleh para pembuat sepatu lainnya.
Dalam kehidupan nyata kita sering melihat sosok dengan profesi dan pekerjaan yang sebenarnya kurang dianggap “prestise” namun berhasil meraih pencapaian yang tidak bisa disaingi oleh sosok dengan profesi dan pekerjaan yang umumnya dianggap terhormat .
Anda tentu akan sependapat bahwa seorang tukang cukur seperti Rudy Hadisuwarno (pengusaha dan ahli tata rambut kondang) dan tukang es teler seperti Sukyatno Nugroho (pendiri gerai Es Teler 77), berhasil meraih pencapaian dan penghasilan yang tidak tertandingi oleh mereka yang memiliki profesi prestise seperti dokter, manajer, atau bahkan anggota DPR sekalipun. Oleh karena itu apapun jabatan,profesi,pekerjaan anda, jalanilah dengan cara yang luar biasa agar anda bisa memperoleh pencapaian yang juga luar biasa.(an)
0 komentar:
Posting Komentar